Penjualan Roda Dua Turun 41% Di Tahun 2020, Bagaimana 2021…???

oleh -258 Dilihat

otobalancing.net – Kangbro…merangkum kondisi pasar penjualan roda dua saat ini memang sungguh sulit untuk diprediksi, bagaimana tidak…kebutuhan manusia yang semakin bertambah tidak sejalan dengan perputaran ekonomi akibat Covid 19 sehingga banyak dealer dan beberapa produsen otomotif harus gulung tikar dan angkat kaki dari Indonesia, bagaimana itu bisa terjadi…siapkan kopi dan cemilan kangbro, mari kita bedah lebih dalam

Di tiga kuartal pertama 2020 merupakan bulan yang paling mengejutkan bagi seluruh aspek industri di Indonesia tidak terkecuali sektor otomotif, penjualan sepeda motor di indonesia turun drastis 41% pada tiga kuartal pertama tahun 2020, meskipun pada awalnya efek COVID-19 lebih rendah daripada di negara lain, semua pabrikan papan atas telah kalah jauh dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kecuali Benelli yang tumbuh berkat jajaran yang kuat.

Penurunan tajam di Januari sebesar 18% dan stabil dibulan Februari dan Maret, dengan penjualan kuartal pertama di 1,58 juta unit, artinya ada penurunan 6% dari periode yang sama di tahun sebelumnya

Pada kuartal kedua, langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah untuk melindungi dari Covid 19 telah sangat berdampak pada industri dengan adanya karantina mandiri, work from home dan PSBB untuk mencegah penyebaran virus lebih luas kembali, namun dampaknya sangat terasa bagi industri otomotif khususnya roda dua

Penjualan terus menurun selama periode April – September, dengan penurunan volume yang besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Penjualan September hanya kurang dari 3 juta unit, turun menjadi 40,9%, sementara produsen otomotif roda dua didominasi oleh merek Jepang yang memproduksi secara lokal dan menguasai lebih dari 98% pasar, namun di luar dari merek jepang, hanya Benelli yang satu-satunya masih bertahan, berkat jajaran yang kuat dengan 12 model dan harga yang sangat agresif.

Industri sepeda motor Indonesia merupakan yang terbesar ketiga di dunia sejak hampir dua puluh tahun yang lalu, pasar roda dua Indonesia mencapai rekor pada akhir dekade terakhir dengan mencapai angka 8 juta unit terjual dalam satu tahun, kemudian pasar memasuki tahap yang matang dan penjualan menurun secara progresif, turun ke angka 5,8 juta pada tahun 2017, level terendah dalam 15 tahun terakhir, ketika kenaikan bea fiskal semakin menghantam industri.

Namun didorong oleh tren ekonomi yang cukup positif, pada tahun 2018 dan 2019 pasar telah merubah arah tren tersebut ke arah yang positif. Pasar sepeda motor baru domestik menutup tahun 2019 dengan 6,53 juta unit, naik 1,3% dari tahun sebelumnya.

Pada 2019, Honda memperoleh 73% pangsa pasar diikuti oleh Yamaha sebesar 21%. Namun, dalam beberapa tahun terakhir beberapa merek baru mendarat di negara tersebut dari India, Eropa dan AS dan lebih dari 30 merek diimpor ke negara tersebut dengan penjualan yang semakin meningkat. Tidak demikian halnya dengan MV Agusta yang pada tahun 2017 kehilangan importirnya karena bangkrut dan sedang mencari importir baru.

Dampak yang kuat terjadi pada pasar segmen premium, strategi agresif yang diterapkan oleh KTM didukung oleh mitra India (48% pemegang saham) Bajaj Auto, setelah memasuki pasar pada tahun 2016, merek Austria ini selama tahun 2018 mulai memasok dari anak perusahaan Bajaj Auto yang 100% dimiliki PT. Bajaj Indonesia dengan mendatangkan unit dengan sistem CKD dan membuat Jawa Timur sebagai basis perakitan untuk seluruh Indonesia

Saat ini dealer-dealer KTM yang tersebar di beberapa kota di Indonesia kebanyakan memajang line up produk seperti KTM 200 Duke, 250 Duke dan 390 Duke

Sejak Indonesian International Motor Show (IIMS) 2018 diumumkan dimulainya usaha lokal baru dengan menggunakan 100% dengan sumber daya Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan segmen sepeda motor bertenaga listrik. Perusahaan lokal, PT Wijaya Manufacturing berencana memproduksi 60.000 sepeda motor bertenaga listrik pada 2019. Perusahaan tersebut merupakan hasil kerja sama BUMN Wijaya Karya Industri dan Konstruksi dengan perusahaan swasta Gesits Technologies Indo. Sebenarnya Gesits menjual hampir 1.000 e-scooter per bulan.

Tahun lalu, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menetapkan dua target industri hingga 2025 antara lain pencapaian 10 juta produksi dan 1 juta ekspor. Target pertama terlihat tidak realistis tanpa dukungan insentif khusus kepada industri, sedangkan target kedua dapat dicapai mulai dari level saat ini.

Artikel terkait :

Baca artikel lainnya :

Kontak admin :
WA : 081554492800
IG : @otobalancing
Email : [email protected]

Tentang Penulis : otobalancing

Gambar Gravatar
Otobalancing merupakan portal berita otomotif yang berdomisili di Jawa Timur, merupakan bagian dari keluarga besar Jatimotoblog

Silahkan Komentar Disini :

No More Posts Available.

No more pages to load.