First Drive Wuling Cortez 1,8, Pilih Merek, Kenyamanan Atau Keamanan…???

oleh -435 Dilihat

otobalancing.net – Wuling Confero memang sukses membuat nama Wuling saat ini diperhitungkan di kancah perindustrian otomotif khususnya segmen MPV di Indonesia, mempunyai sejarah panjang di negeri asalnya namun kekurangannya adalah gak ada pilihan transmisi otomatis seperti rivalnya, dan Wuling akhirnya menjawab dengan Cortez.

Bersama kang gesang (potretbikes.com)

Di gadang2 menjadi rival berat toyota innova karena secara dimensi agak mirip, OB penasaran ingin menjajal langsung mobil ini di salah satu dealer resmi Wuling di kawasan Gresik, jika anda ingin mengetahui informasi detail tentang fitur dan teknologi Wuling Cortez ini silahkan anda membaca dahulu Review Wuling Cortez (PART 1 – Eksterior) dan (PART 2 – Interior), berbekal mesin 4 silinder 1,800 cc yang mempunyai tenaga 129 dk/5600 rpm dan torsi 174 Nm/4600 rpm, mobil ini dibekali 2 jenis transmisi pilihan, yaitu manual 6 percepatan dan I-AMT 5 percepatan, Wuling Cortez mempunyai system penggerak roda depan yang katanya akan berat jika melawan mobil berpenggerak roda belakang…agar lebih fair OB akan mencoba mengemudikan Wuling Cortez ini di jalanan.

Mungkin banyak yang bertanya, mengapa Cortez digadang2 bakalan mengganggu segmen Innova…oke cak, kini kita bica tentang dimensi, monggo sampeyan lihat perbandingan ukuran di bawah ini :

Dibandingkan Wuling Cortez
Dibandingkan Xpander
Dibandingkan Innova

Nah sudah paham kan hubungan Cortez ini dengan Innova…!!!

Wuling Cortez sendiri memang belum mengadopsi fitur keyless entry jadi kalo mau masuk ke dalam mobil kudu membukanya dengan remote, meski gak keyless entry remote Cortez ini bisa membuka kaca dan sunroff bersamaan serta saat membuka doorlock, spion Cortez juga ikut membuka…kayaknya di mobil sekelasnya baru ini yang saya temui.

Impressi awal saat menaiki mobil ini adalah setirnya yang enteng karena mengadopsi fitur EPS dimana Innova sendiri masih hidrolis sehingga agak berat putarannya, tersedia 2 unit Cortez di depan dealer, namun saya lebih memilih yang pakai transmisi I-AMT, alasannya karena sudah keseringan pakai transmisi manual saja sekalian penasaran juga bagaimana performanya dibanding manual.

Posisi mengemudi juga lega, sandaran kaki kiri (otomatis juga lega), headroom dan pandangan driver juga masih luas, pengaturan jok depan sudah eletrik, OB sempat bingung juga saat mengoperasikannya karena saat mengaturnya itu terasa smooth banget, baik kedepan kebelakang dan naik turunnya, bentuk jok yang semi buked membuat badan driver terasa presisi dan pas, bahkan seatbelt depan dapat diatur ketinggiannya, untuk setirnya hanya bisa naik turun, tombol navigasi juga terbilang lengkap di setir baik untuk multi media atau navigasi di layar MID.

Yang membuat kelihatan mobil ini terasa premium adalah sentuhan soft pada dasbord dan sisi pintu dan jahitan ini beneran lo cak bukan jahitan cetak plastik, pengaturan jok bagi penumpang pun terasa dimanjakan, sampeyan bisa mendapatkan kelegaan dan kenyamanan, untuk lebih lengkapnya sampeyan bisa lihat di review Wuling Cortez sebelumnya ya cak.

Artikel Terkait :

Saking banyaknya fitur yang ditanamkan saya lupa jika Wuling Cortez mempunyai fitur AVH (Automatic Vehicle Holding (AVH) yang berfungsi menjaga mobil tetap berhenti pada jalan menanjak, menurun, atau datar, jadi saat saya masukkan transmisi di D dan kaki lepas dari pedal gas dan rem, mobil tidak akan jalan meski parking brake di non aktifkan, dan baru akan aktif kembali jika pedal gas di injak. Saat memundurkan mobil keluar dealer, faktor lupa dengan menengok spion pinggir dan tengah masih saya lakukan, lupa kalo di Wuling Cortez ini sudah mempunyai sensor parkir di depan dan belakang dan kamera parkir belakang, istimewanya saat berbelok maka garis bantu di monitor juga akan ikut berbelok, bener2 dimanjakan cak.

Peredaman di Cortez ini juga sangat baik, suara luar minim masuk ke kabin juga suara mesin, lanjut ke perpindahan gigi dari 1 ke 2, saya mencoba membecek gas agak dalam saat di gigi 1 dan alhasil perpindahan ke gigi 2 memang delaynya terasa namun itu saat kita di mode Echo, saat beralih ke mode Sport barulah perpindahan giginya itu gak terlalu terasa secara signifikan malah yang saya rasakan tarikan di mode S ini lebih responsif dari pada mode Echo, pengereman juga terasa oke banget karena fungsi ABS, EBD dan Elektronik Stability Controlnya juga sangat mumpuni bahkan saat menikung dengan kecepatan lumayan tinggi.

Kekurangan Wuling Cortez adalah karena dia berpenggerak depan dimana secara pengalaman memang mumpuni di tanjakan, FR (front engine rear drive, mesin depan, penggerak roda belakang) dengan muatan penuh biasanya kalo di tanjakan mobil akan naik nyaris tanpa hambatan, sedangkan untuk penggerak depan biasanya FF (front engine front drive, mesin depan dan penggerak roda depan) dengan muatan banyak, otomatis body mobil jadi lebih nungging yang depan jadi kalau digunakan di tanjakan tenaga banyak terbuang sehingga traksi ke aspalnya kurang.

Namun otobalancing sendiri masih belum mencoba Wuling Cortez ini saat melaju ditanjakan seperti di pegunungan karena pengetesan kali ini masih di area perkotaan, semoga kalo Wuling bisa memberikan kesempatan lagi untuk bisa mengetest di tanjakan wah ini bisa menjadi sebuah test drive yang sangat spesial karena melengkapi semua bahasan mengenai Wuling Cortez, kira2 mau gak ya wuling cortez diajak jalan2 buat explore lebih jauh melintasi medan tanjakan.

Tentang Penulis : otobalancing

Gambar Gravatar
Otobalancing merupakan portal berita otomotif yang berdomisili di Jawa Timur, merupakan bagian dari keluarga besar Jatimotoblog

Responses (2)

Silahkan Komentar Disini :

No More Posts Available.

No more pages to load.